Kumpulan Artikel Tentang Kesesatan Syiah

Iran vs Israel ???

Tahukan kalian wahai saudaraku? Di Teheran tidak terdapat satu masjid pun bagi muslim ahlussunnah (pengikut Rasul, sahabat dan ahlul bait), padahal populasi umat Islam Sunni di Iran lebih dari 35 %.
Sementara sinagog Yahudi di Teheran lebih dari 200 sinagog. Dan mereka melaksanakan ibadah mereka dengan penuh kebebasan.
Apakah setelah itu kalian mengharapkan Iran menghilangkan Negara (bani) Israel Yahudi?!!!!!!!
Lucu!!!
وهل تعلمون يا اخوة انه لا يوجد ولا جامع واحد للسنه في طهران
على الرغم من أن نسبة السنه في ايران يزيد على 35%و

وان كنائس اليهود فقط في طهران اكثر من 200 معبد
ويمارسون طقوسهم بكل حرية

وتبغون بعدها يزيلون اسرائيل!!!ة
ههههههههه
Inilah Ahmadi Nejad
هذا هو أحمدي نجاد
Mana orang yang menggegerkan kita dengan orasi-orasinya, yang ingin “menghapus Israel dari peta”- sebagaimana ungkapannya.
Mana orang yang mengatakan: Biarkan kami membebaskan Palestina?
Coba lihat syiah yang pengecut berdasarkan kenyataannya, tidak perlu peduli dengan orasi mereka
وين اللي مزعجنا في خطاباته و يبغى يزيل اسرائيل من الخريطه على قولته
ووين اللي يقول خل نحرر فلسطين
شوفو الشيعه الخونه على حقيقتهم ولا يهمونك في خطاباتهم
بسم الله الرحمن الرحيم ..
Untuk menyempurnakan dalam menyebarkan skandal syiah. Dan untuk menghilangkan kelilip yang menimpa mata orang-orang yang tertipu dengan “Tokoh Umat”, dan untuk mengamalkan firman Allah swt yang artinya:
“dan Demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS Al-A’am 55), dan untuk membantah orang-orang lugu dari ahli sunnah atau orang yang dianggap termasuk dari ahlisunnah dari orang-orang yang bermanuver seperti rubah (musang) dalam upaya putus asa untuk memuliakan ‘musuh! “Amerika dan Yahudi “..
بسم الله الرحمن الرحيم ..
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته..
إستكمالاً في نشر فضائح الشيعـه .. ولكي نزيل أدنى غبشٍ لحق بعيون المخدوعين بـ’زعيم الأمة ‘ ..
وتحقيقاً لقول الله تعالى {وَكَذَلِكَ نفَصِّلُ الآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ} (55) سورة الأنعام ..
ورداً على كل ‘السذج’ من أهل السنة أو المحسوبين على أهل السنة ممن يراوغون كما يرواغ الثعلب في محاولات يائسة لتمجيد ‘أعداء!!’ أمريكا واليهود ..
Maka kami suguhkan di hadapan anda hari ini skandal baru dari skandal-skandal Rafidhah! Sesuatu yang tidak aneh dari mereka…..namun hanya sekedar untuk menghilangkan kelilip dan kerabunan dari pandangan orang-orang yang bersahaja, yaitu skandal Presiden Iran (Mahmud Ahmadi Nejad) yang dianggap oleh sebagaian sebagai “Simbol/lambing penolakan terhadap hegemoni Amerika Yahudi. .. dan “Tokoh Revolosioner” bagi umat ini melawan imperialisme Amerika.
Maka orasi-prasinya yang berapi-api menipu banyak orang. Dan mereka menyangka bahwa Ahmadi Nejad akan Akan memasuki perang melawan ‘Israel’ setelah satu bulan atau kurang ..
Dan bahwa ia ingin menghapus  Israel dari Peta.
نضع بين أيديكم اليوم فضيحة جديدة من فضائح الرافضة .. وهي ليست بالغريبة عليهم .. ولكن كما ذكرنا لإزالة الغبش والعمى عن عيون الساذجين .. وهي من فضائح الرئيس الإيراني (محمود أحمدي نجاد) الذي يعتبره البعض ‘رمز’ رفض الهيمنة الأمريكية واليهودية .. والـ’زعيم الثوري’ لهذه الأمة ضد الإمبريالية الأمريكية ..
فغرت هذه الخطابات النارية الكثيرين .. وظنوا أن أحمدي نجاد سيخوض حرباً ضد ‘إسرائيل’ بعد شهر أو أقل ..
وأنه على الحقيقة يريد أن ‘ يمحو’ إسرائيل عن الخارطة
Maka kami katakan kepada mereka: perhatikan gambar-gambar berikut ini dan hukumilah atas orang atas Ahmadi Nejad ini dengan  akal dan perasaan Anda.
Foto Konferensi dari ‘realitas Holocaust’, yang diadakan di Teheran pada tanggal 25 – 12 – 2006

.. نقول لهم هاكم هذه الصور وإحكموا على هذا الـ’معتوه ‘ بعقولكم لا بعواطفكم ..
الصور من مؤتمر ‘حقيقة الهولوكوست’ الذي عقد في طهران بتاريخ  25 - 12 - 2006 م ..

1 300x173 Iran VS Israel ?!!!!

3 300x209 Iran VS Israel ?!!!!
4 300x203 Iran VS Israel ?!!!!
5 300x200 Iran VS Israel ?!!!!
6 243x300 Iran VS Israel ?!!!!
7 196x300 Iran VS Israel ?!!!!
Apakah sudah waktunya untuk menyelesaikan babak-babak sandiwara? !
Catatan / Silahkan saudara-saudaraku, menyebarkan masalah ini seluas mungkin .. Orang yang menunjukkan kebaikan seperti pelaku kebaikan ..
Siapa tahu dengan  gambar-gambar ini Allah akan mengubah akal pikiran banyak orang .. Dan membimbing beberapa orang yang lain .. Semoga Allah membalas Anda dengan pahala yang terbaik
.
هل حان الوقت لتكتمل فصول المسرحية ؟ !!
ملاحظة / نرجو منكم أخواني ، نشر هذا الموضوع على أوسع نطاق .. فالدال على الخير كفاعله ..
لعل الله يغير بهذه الصور عقولاً وأفكاراً .. ويهدي بها أقواماً .. وجزاكم الله خير

READMORE
 

Sikap Ahlul Bait Kepada Utsman Radhiallahu ‘Anhu

Sesungguhnya tinta ini terhenti karena malu dan ingin bersembunyi dari orang yang disegani oleh para malaikat, yaitu “Zhun an-Nuraini” yang telah dimuliakan dengan kemuliaan yang tidak mungkin diperoleh oleh manusia manapun. Dialah satu-satunya orang yang menjadi pendamping dua putri seorang Nabi, semenjak Allah menciptakan bumi ini dan hingga hari kiamat tiba. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menikahkan Utsman dengan putrinya yang bernama Ruqayyah dan setelah Ruqayyah wafat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahkannya dengan saudara perempuan Ruqayyah yang bernama Ummu Kultsum. Karena itulah Utsman digelari “Zhu an-Nuraini” (pemilik dua cahaya).
Adalah Utsman seorang yang mulia lagi dermawan. Kedermawanannya telah mencapai puncaknya ketika dia membiayai “jaisy al-‘usrah” (pasukan zaman sulit) dengan seorang diri. Sebagaimana ia yang telah membeli sumur “Rumah” lalu diwaqafkan untuk umat Islam. Begitu pula ia telah membeli tanah di sekitar masjid Nabawi kemudian diwaqafkan untuk masjid. Sungguh kemuliaan yang luar biasa.
Dia adalah pecinta ahlul bait yang sangat setia. Dialah yang membantu Ali ibn Abi Thalib ketika menikah dengan Fathimah Radhiallahu ‘Anha. Utsman telah membiayai pernikahannya dari harta Utsman sendiri. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjadikan Utsman sebagai saksi bagi pernikahan Fathimah Radhiallahu ‘Anha.[1]
Dan jika Syi’ah telah memfokuskan kecintaannya kepada Ali karena pernikahannya dengan putri Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Utsman telah menikahi dua putri Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Yang secara mutlak tidak bisa disaingi oleh siapapun.
Al-Majlisi seorang Syi’ah yang ahli dalam mencela dan melaknat telah menyebutkan dalam kitabnya “Hayat al-Qulub”, menukil dari Ibnu Bawaih al-Qummi dengan sanadnya yang shahih yang handal:
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki anak dari Khadijah: al-Qasim, Abdullah yang bergelar ath-Thahir, Ummu Kultsum, Ruqayyah, Fathimah dan Zainab[2]. Sebagaimana Utsman telah menikahi Ummu Kultsum, dan Ummu Kultsum meninggal dunia sebelum sempat melakukan hubungan suami istri. Kemudian ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hendak keluar ke perang Badar menikahkannya dengan Ruqayyah”.[3]
Sementara menurut riwayat al-Himyari dari Ja’far ibn Muhammad dari bapaknya, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki anak dari Khadijah: al-Qasim, ath-Thahir, Ummu Kultsum, Ruqayyah, Fathimah dan Zainab. Ali ‘Alaihi Sallam menikah dengan Fathimah Ali ‘Alaihi Sallam. Abu al-Ash ibn ar-Rabi’ menikahi Zainab dan Abu al-Ash adalah dari Bani Umayyah. Sedangkan Utsman menikahi Ummu Kultsum, sebelum berhubungan Ummu Kultsum meninggal dunia maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggantinya dengan menikahkannya dengan Ruqayyah”.[4]
Dengan riwayat seperti ini al-Abbas al-Qummi meriwayatkan dalam Muntaha al-Amal, dari Ja’far ash-Shadiq, dan al-Maqani dalam Tanqih ar-Rijal.[5]
Asy-Syari juga mengakui dengan menulis: “Utsman tidaklah di bawah “asy-syaikhaini” (Abu Bakar dan Umar) dalam hal “shuhbah” (menyertai Nabi) dan “sabiqah” (dulunya masuk Islam). Dia termasuk Muslim yang dihormati, menantu Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dua kali, menikah dengan putri Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Ruqayyah dan memiliki seorang putra yang bernama Abdulah, meninggal ketika berusia 6 tahun. Dan ibunya telah meninggal sebelum meninggalnya Abdullah. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahkan dengan putrinya yang kedua, Ummu Kultsum. Tidak lama Ummu Kultsum hidup bersamanya, dia meninggal pada waktu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup”.[6]
Al-Mas’udi juga menyebut hal yang senada dalam Muruj adz-Dzahab.[7] Inilah Utsman wahai orang-orang Syi’ah jika kalian mengetahui!
Di tengah gelombang fitnah yang melanda ibu kota khilafah, Ali Radhiallahu ‘Anhu memuji dan menyanjung Utsman Radhiallahu ‘Anhu, dengan ungkapan-ungkapan yang muaranya adalah “cinta Utsman”.
Ia berkata: “Sesungguhnya orang-orang di belakangku telah meminta penjelasan antara engkau dan mereka. Demi Allah aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepadamu! Aku tidak mengetahui sesuatu yang engkau tidak tahu, aku tidak (mungkin) menunjukkan kepadamu sesuatu yang engkau tidak tahu. Sesungguhnya engkau mengetahui apa yang kami ketahui. Kami tidak pernah mengetahui sesuatu kemudian memberitahukan kepadamu. Kami tidak pernah mengetahui rahasia kemudian menyampaikannya kepadamu. Engkau telah melihat apa yang kami lihat, engkau mendengar apa yang kami dengar. Engkau telah menemani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana kami. Ibnu Quhafah (Abu Bakar) dan Ibnu al-Khaththab tidaklah lebih utama dari mu dalam beramal, engkau adalah lebih dekat ikatan kekeluargaannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari pada keduanya. Engkau telah mendapatkan dari putri-putrinya apa yang tidak diperoleh oleh keduanya. Maka bertakwalah kepada Allah dalam dirimu! Sesungguhnya, Demi Allah engkau tidak melihat dari kebutaan dan tidak mengetahui dari kebodohan”.[8]
Wahai Syi’ah yang melihat dari kebodohan dan yang berbicara dari kebodohan. Apa komentar kalian tentang ucapan Ali Radhiallahu ‘Anhu!
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mendudukkan Utsman bagaikan hati. Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Abu Bakar dariku ibarat pendengaran dan Umar bagaikan penglihatan sedangkan Utsman berkedudukan seperti hati (fu’ad).[9] Al-Hasan dan Al-Husain Radhiallahu ‘Anhu juga telah memujinya.[10] Sebagaimana Ja’far ibn al-Baqir telah menyanjungnya; dia berkata: “Ada yang menyeru dari langit di pagi hari ‘ingatlah sesungguhnya Ali ‘Alaihi Sallam dan Syi’ah (pendukung)nya mereka adalah orang-orang yang beruntung (faizun). Dia berkata: ‘dan ada yang mengundang di sore hari, ingatlah Utsman dan Syi’ahnya, mereka adalah faizun”[11]. Pujian lain diucapkan oleh Ja’far ibn al-Baqir pada waktu perjanjian Hudaibiyah berlangsung. Dia berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus kepadanya Utsman ibn Affan. Beliau berkata: “Berangkatlah menuju kaummu dari orang-orang Mukmin. Gembirakan mereka dengan janji Allah kepadaku berupa ‘penaklukan kota Makkah’”. Tatkala Utsman berangkat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membai’at sahabatnya dan memukulkan tangannya yang satu dengan tangannya yang lain sambil berucap ini bai’at untuk Utsman. Maka orang-orang Islam berkata: “sungguh beruntung Utsman dia telah thawaf di Ka’bah dan sa’i antara Shafa dan Marwah dan bertahallul” (maksud mereka Utsman telah enak-enakkan di Makkah dengan melaksanakan Umrah, sementara mereka tertahan tidak bisa masuk Makkah). Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: “Tidak mungkin Utsman melakukan itu”. Ketika Utsman datang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya: “Apakah engkau telah thawaf di Ka’bah?” Utsman dengan tegas menjawab: “Aku tidak akan mungkin thawaf di Ka’bah sementara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum melakukan thawaf”. Kemudian dia menyebut kisah ini sampai akhirnya”.[12]
Ahlul bait senantiasa menjaga keserasiannya dan kecintaannya yang tulus terhadap Utsman. Dan mereka telah berjihad di bawah panji-panji Utsman.
Dia telah menyiapkan pasukan untuk menuju Barqah, Tharabulus (Tripoli) dan Afrika di bawah komando Abdullah ibn Abi as-Sarh. Dan di antara anggota pasukannya adalah al-Hasan dan al-Husain, dua cucu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga  Abdullah ibn Ja’far ibn Abi Thalib dan paman mereka, putra paman Nabi mereka yaitu Abdullah ibn Abbas -semoga Allah meridhai semuanya[13]. Sebagaimana al-Hasan, al-Husain dan Ibnu Abbas ikut bergabung di bawah komando al-Ash al-Umawiy di dalam berbagai pertempuran di Khurasan, Thubrustan dan Jurjan.[14]
Sebagaimana Utsman Radhiallahu ‘Anhu telah menempatkan ahlul bait pada posisi penting dan jabatan yang tinggi, dan mereka menerimanya. Ini semua menunjukkan kesatuan Utsman dengan ahlul bait dalam keserasian. Tidak benar apa yang dirancang oleh para cucu Majusi dari berbagai macam dongeng dan khurafat. Yang menduduki jabatan hakim agung pada zaman Utsman adalah al-Mughirah ibn Naufal ibn Harits ibn Abdil Muththalib[15]. Demikian juga khalifah Utsman telah mengangkat Abdullah ibn Abbas sebagai amirul hajj pada tahun 35 H[16].
Kecintaan ahlul bait telah sampai begitu rupa ketika gelombang fitnah telah menguasai Madinah dan ketika orang-orang munafik mengepung rumah  khalifah Utsman Radhiallahu ‘Anhu, ketika itu Ali Radhiallahu ‘Anhu mengutus dua putranya Hasan dan Husain untuk membela dan melindungi khalifah. Dia berkata: “Pergilah kalian berdua dengan membawa pedang kalian. Berdirilah di depan pintu Utsman. Jangan biarkan siapapun menyentuhnya.”[17]
Al-Mas’udi mengukuhkan riwayat ini[18].
Begitu pula Ibnu Abbas, putra paman Ali, termasuk orang yang melindungi Utsman dengan menjaga pintu rumahnya. Akan tetapi Utsman memerintahkan Ibn Abbas untuk memimpin rombongan haji. Ibn Abbas menegaskan kepada khalifah: “Demi Allah, wahai amirul mukminin! Jihad menghadapi mereka lebih aku sukai dari pada haji.” Maka Utsman bersumpah supaya Ibn Abbas berangkat[19].
Bahkan Ali Radhiallahu ‘Anhu sendiri ikut serta di dalam membela Utsman dan berkali-kali menghalau kaum demonstran. Dia mengirim dua putranya dan putra saudaranya Abdullah ibn Ja’far[20]. Hal ini ditegaskan oleh Ibn Maytsam al-Bahrani[21] dan ditegaskan oleh kitab-kitab mereka bahwa termasuk yang terluka ketika membela Utsman adalah al-Hasan ibn Ali dan Qumbur maulanya[22].
Nama Utsman begitu dicintai oleh ahlul bait sehingga tidak heran bila putra-putra ahlul bait diberi nama “Utsman”, karena ingin mendapat berkah.
Orang pertama yang melakukannya adalah Ali Radhiallahu ‘Anhu. Al-Mufid menyebutkan bahwa putra kesepuluh Ali bernama Utsman dan ibunya adalah Ummu al-Banin Hizam ibn Khalid[23].
Al-Ashfahani menyebut bahwa Utsman ini terbunuh bersama saudaranya Hasan di Karbala[24].
Inilah, fakta yang berbicara. Ali Radhiallahu ‘Anhu telah menamai putranya dengan Utsman. Kita tidak tahu apakah kaum Syi’ah akan berkata -untuk yang keseribu kali- bahwa itu semua dilakukan oleh Ali karena taqiyyah?!
Tidak aneh jika Ali begitu mencintai khulafa’ rasyidin, karena dia adalah qudwah. Sebelumnya dia telah menamai anaknya dengan Abu Bakar dan Umar. Ini dilakukan oleh Ali untuk membuktikan kebohongan anak cucu majusi. Ali ingin menunjukkan betapa dalamnya cintanya kepada khulafa rasyidin.
Di samping itu banyak terjadi hubungan semenda (mushaharah) antara keluarga Utsman dan keluarga Ali Radhiallahu ‘Anhu. Zaid ibn Amr ibn Utsman adalah suami Sakinah bint al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib[25]. Muhammad ibn Abdillah ibn Amr ibn Utsman adalah suami Fathimah bint al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib[26].

[1] Kasyf al-Ghummah. Jilid I. Hal 358; Al-Manaqib. Al-Khawarizmi. Hal 252; Bihar al-Anwar. Jilid X. Hal 38 [2] Tarikh al-Ya’qubi. Jilid II. Hal 126; Syarh Nahj al-Balaghah. Ibn Abi al-Hadid.
[3] Hayat al-Qulub. Al-Majlisi jilid II. Hal 558. Bab 61.
[4] Qurb al-Isnad. Hal 6-7.
[5] Al-Muntaha. Jilid I. Hal 108; Tanqih. Jilid III. Hal 73.
[6] Amirul Mukminin. Muhammad jawad, di bawah judul Ali di masa Utsman. Hal 256.
[7] Muruj adz-Dzahab. Jilid II. Hal 298.
[8] Nahj al-Balaghah, tahqiq Subhi Shalih. Hal 234.
[9] ‘Uyun al-Akhbar. Ar-Ridha. Jilid I. Hal 303. Cet Teheran.
[10] Ibid.
[11] Al-Kafi fi al-Furu’. Jilid VIII. Hal 209.
[12] Ar-Rawdhah min al-Kafi. Jilid VIII. Hal 325-326.
[13] Tarikh ibn Khaldun. Jilid II. Hal 103.
[14] Tarikh ath-Thabari; Al-Kamil. Ibn Atsir; Al-Bidayah wa an-Nihayah. Ibn Katsir; Tarikh Ibn Khaldun.
[15] Al-Isti’ab; Usd al-Ghabah; Al-Ishabah.
[16] Tarikh al-Ya’qubi. Jilid II. Hal 176.
[17] Ansab al-Asyraf. Al-Baladziri. Jilid V. hal 68-69. Cet Mesir.
[18] Abu al-Hasan Ali ibn al-Husain ibn Ali al-Mas’udi. Lahir di Baghdad pada akhir abad ke-3 H. muhsin al-Amin menyebutnya di dalam Thabaqat al-Muarrikhin termasuk tokoh Syi’ah. Ia berkata: Al-Mas’udi adalah imam dalam tarikh, pengarang kutab “Muruj adz-Dzahab dan Akgbar az-Zaman. Tokoh-Tokoh Syi’ah Bagian dua. Jilid I. Hal 130.
[19] Tarikh al-Umam wa al-Muluk.
[20] Syarh Nahj al-Balghah. Ibn Abi al-Hadid. Jilid X. hal 581.
[21] Syarh ibn Maytsam. Jilid IV. Hal 354. Cet Teheran. Ibn Maytsam adalah Hasyim ibn Sulaiman ibn Ismail lahir pada pertengahan abad 11 H dan meninggal tahun 1107 H. menurut mereka ia adalah ‘alim, fadhil, mahir, teliti, faqih, menguasai tafsir, bahasa Arab dan rijal. Dia juga muhaddits, pengumpul berbagai informasi yang belum didahului oleh siapapun selain al-Majlisi (Rawdhat al-Jannat. Jilid VIII hal 181).
[22] Al-Ansab. Al-Baladziri. Jilid V. hal 95.
[23] Al-Irsyad. Al-Mufid. Hal 186.
[24] Maqatil ath-Thalibin. Hal 83; ‘Umdah ath-Thalib. Hal 365. Cet Najef; Tarikh al-Ya’qubi. Jilid II. Hal 213.
[25] Nasab Quraisy. Az-Zubairi. Jilid IV. Hal 120; Al-Ma’arif. Ibn Qutaibah. Hal 94; Jamharah Ansab al-Arab. Ibn Hazm. Jilid I. Hal 86; Thabaqat Ibn Sa’d. jilid VI. Hal 349.
[26] Maqatil ath-Thalibin. Hal 202; Nasikh at-Tawarikh. Jilid VI. Hal 534; Nasab Quraisy. Jilid IV. Hal 114; Al-Ma’arif. Hal 93; Thabaqat. Jilid VIII. Hal 348.

READMORE
 

Mengenal Syiah ( Bagian 1)

Bismillah….
Genderang perang islam Vs syi’ah sudah ditabuh sejak dahulu kala, dari awal muncul agama baru ini pada masa amirul mukminin, Al-Murtadha Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu sudah mendapat kecaman keras dari ulama’ ahlussunnah wal jama’ah baik dari para shahabat dan tabi’in. bahkan tidak tanggung-tanggung, Ali bin Abi Thalib yang di didik langsung oleh rasululullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun tidak ridha dengan kemunculan agama syi’ah, walaupun agama baru ini yang dipelopori Abdullah bin Saba’ si Yahudi Yaman kononnya mengaku membela hak-hak ahlul bait nabi. Siapa sih yang tidak cinta Ahlul bait nabi? Tidak ada seorang mukmin pun melainkan ia pasti cinta ahlul bait nabi. Akan tetapi jika caranya seperti yang ditempuh Abdullah bin Saba’ dan anak keturunannya tentu menjadi musibah besar. Oleh karena itu Ali bin Abi Thalib, sangking geramnya terhadap agama Syi’ah ini langsung memerintahkan pasukannya untuk membakar mereka. Perhatikanlah! Ternyata seorang ahlul bait nabi yang mulia, Al-Murtadha Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu tidak ridha dengan kemunculan agama syi’ah ini.
Lucunya, ada sebagian kecil kaum muslimin yang tidak paham akan kebobrokan aqidah syi’ah sok menggembar gemborkan persatuan sunny syi’ah. Apanya yang mau disatukan??? Agama berbeda, kitab suci berbeda, tempat yang disucikan berbeda, pelaksanaan hajinya berbeda, shalatnya berbeda, wudhu’nya berbeda, adzannya berbeda, nabinya berbeda, kiblat berbeda, syari’at berbeda, dalam semua hal terjadi perbedaan. Jadi kira-kira apanya yang mau disatukan?!! Sama halnya kita menyatukan islam dengan yahudi atau islam dengan nashara…… wal-‘iyadzu billah
Kaum muslimin, saudara-saudaraku rahimakumullah….
Mungkin tidak semua kita mengetahui secara detail hakekat sebenarnya syi’ah rafidhah. Jangan dulu menyimpulkan hanya dikarenakan melihat zhahir akhlak mereka yang baik, ramah, sopan dan beradab. Ingat, mereka memiliki aqidah taqiyyah (dusta)!! Sebagaimana yang mereka sebutkan sendiri dalam kitab andalan mereka “la diina liman la taqiyyah lahu” tidak ada agama bagi yang tidak melakukan taqiyyah. Pembahasan seputar taqiyyah telah kami singgung pada edisi-edisi yang lalu.
Pada kesempatan kali ini kami ingin mengajak pembaca menilik kitab-kitab refereni syi’ah, agar kita mengetahui hakekat sebenarnya aqidah agama ini, yang dengan itu kita akan mengetahui bahwa memang syi’ah adalah sebuah agama tersendiri diluar islam, tidak hanya sekedar madzhab atau kelompok islam…. sekali lagi, kita akan menjadikan kitab-kitab mereka sendiri sebagai referensi.
Dengan memohon pertolongan Allah kami memulai tulisan ini………..
Abdullah bin Saba’, pendiri resmi agama Syi’ah
Diantara keyakinan syi’ah itsna asyariah, mereka mengakui dan mengetahui bahwa agama syi’ah berasal dari seorang Yahudi yang bernama Abdullah bin Saba’, dan mereka juga mengakui bahwa Ali membakar mereka (penganut syi’ah) dan berlepas diri dari mereka. (Lihat kitab “Firaqusy Syi’ah” hal.22 dan kitab “Ikhtiyar Ma’rifah Ar-Rijal” karya Ath-Thusi, 107)
Syi’ah mengkafirkan Ummahatul Mukminin
Mereka berkata: “Sesungguhnya istri nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sangat memungkinkan menjadi kafir sebagaimana istri nabi Nuh dan istri nabi Luth
Yang dimaksud istri nabi shalallahu ‘alaihi wasallam disini adalah Ummul Mukminin ‘Aisyah dan bapaknya. (lihat kitab “Haditsul Ifk” karya Ja’far murtadha, hal.17)
Mereka berkata: “Sesungguhnya ‘Aisyah radhiallahu ‘anha telah murtad sepeninggal nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana telah murtad pula banyak dari para shahabat.” (Lihat kitab “Asy-Syihabuts Tsaqib fi Bayani ma’na An-Nashib” karya Yusuf Al-Bahrani, hal.236)
Mereka juga berkata: “Sesungguhnya ‘Aisyah pernah mengumpulkan empat puluh dinar dari para pengkhianat dan memberikannya kepada musuh-musuh ‘Ali radhiallahu ‘anhu.” (Lihat kitab “Masyariqu Anwaril Yakin” karya Rajab Al-Burasi, hal.86)
Mereka juga berkata: “Sesungguhnya ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha pernah melakukan perbuatan keji (perzinahan) wal-‘iyadzu billah-.
Adapun ayat “mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu)” (QS.An-Nuur:26) mereka (syi’ah) berkata: “ayat ini ditujukan kepada nabi shalallahu ‘alaihi wasallam untuk membersihkan beliau dari tuduhan zina bukan untuk ‘Aisyah”
Lihatlah, betapa bencinya mereka terhadap ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Tahukah anda, siapakah yang mula-mula menuduh ‘Aisyah berzina??? Ya… mereka adalah kaum munafikin yang dipelopori Abdullah bin Ubay bin Salul. Ternyata syi’ah ingin menghidupkan kembali tradisi kebiasaan kaum munafikin. La haula wala quwwata illa billah
Tidakkah mereka tahu bahwa Allah telah membersihkan dari diri ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tuduhan keji itu, Allah berfirman: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (QS. An-Nuur:26)
Ayat Ini menunjukkan kesucian ‘Aisyah radhiallahu ‘anha dari segala tuduhan yang ditujukan kepadanya. Rasulullah adalah orang yang paling baik maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau. Jika orang-orang syi’ah menuduh ‘Aisyah berzina secara tidak langsung mereka menuduh rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak beres mencari pasangan hidup atau mereka menuduh rasulullah sebagai pezina pula.
Sikap berlebihan mereka terhadap Imam ‘Ali radhiallahu ‘anhu
Mereka berkata: “Seungguhnya ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dialah yang membagi surga dan neraka. Dia akan memasukkan penduduk surga kedalamnya dan penduduk neraka kedalamnya.” (Lihat kitab “Bashair Ad-Darajaat” karya Ash-Shaffar, 8/235)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Allah akan memasukkan ke dalam surga siapa saja yang mentaati imam Ali WALAUPUN IA MENDURHAKAI ALLAH, dan sesungguhnya Allah akan memasukkan neraka siapa saja yang menentang imam Ali WALAUPUN IA MENTAATI ALLAH TA’ALA.”(Lihat kitab “Kasyful Yakin fi Fadhail Amiril Mukminin” karya Hasan bin Yusuf Al-Muthahhir Al-Hulli, hal.8)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib akan masuk kedalam surga sebelum nabi shalallahu ‘alaih wasallam.” (Lihat kitab “‘Ilal Asy-Syara’I” karya Ibnu Babawaih Al-Qummi, hal.205)
Mereka berkata: “Sesungguhnya ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu mampu menghidupkan orang mati dan menghilangkan kesusahan dari orang yang sedang ditimpa kesusahan.” (Lihat kitab “‘Uyunul Mu’jizat” karya Husein Abdul Wahhab, hal.150 dan risalah “Halalul Masyakil” dan kisah Abdullah Al-Haththab Al-Khurafiyah.
Sikap berlebihan mereka terhadap sayyidah Fathimah radhiallahu ‘anha
Mereka berkata: “bahwa Fathimah, Hasan dan Husein serta semua keturuan Husein makshum.” (Lihat kitab “‘Aqa’idul Imamiyah” karya Muhammad Ridha Muzhffar, hal.89 dan 98)
Mereka berkata: “Kalau bukan karena imam Ali tidak akan diciptakan Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan kalau bukan karena Fathimah tidak akan diciptakan keduanya.” (Lihat kitab “Al-Asrarul Fathimiyyah” karya Muhammad Al-Mas’udi, hal.98)
Mereka berkata: “Sesunggunya Fathimah radhiallahu ‘anha adalah titisan tuhan yang menjelma dalam bentuk seorang wanita.” (Lihat kitab “Al-Asrarul Fathimiyyah” karya Muhammad Al-Mas’udi, hal.355)
Mereka berkata: “Sesungguhnya Fathimah radhiallahu ‘anha mengajak bicara ibunya ketika ia masih dikandungan.” (Lihat kitab “Fathimah Az-Zahra’ minal Mahdi ilal Lahd” karya Muhammad Al-Qazwaini, hal.38)
Sekali lagi, pahamilah dengan baik aqidah kufur mereka diatas….. kemudian simpulkanlah, apakah masih anda menganggap syi’ah bagian dari islam???? Simpulkanlah dengan penuh keadilan dan ilmu.
Jauhilah beragama dengan hawa nafsu..
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya. Dan Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan menutup penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jatsiyyah:23)
“dan tidak ada yang lebih sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qashash:50)
Bersambung, insya Allah…

READMORE
 

Penghinaan Syiah Terhadap Al-Hasan bin 'Ali

lagi lagi…..
Penghinaan demi penghinaan, pelecehan demi pelecehan terus mereka lontarkan kepada Rasulullah dan para shahabatnya, termasuk didalamnya Ahlul bait tercinta seperti Fathimah dan lainnya. Kali ini, giliran Al-Hasan bin Ali yang dijuluki Rasulullah sebagai pemimpin pemuda ahlil jannah yang mendapatkan ‘jatah’. Salah seorang ulama’ terkenal mereka bernama Al-Kisysyi dalam kitabnya Rijalul Kisysyi hal.103 berceloteh:
“Sesungguhnya Al-Hasan bin ‘Ali telah menghinakan kaum mukminin, karena ia mau memba’iat Mu’awiyah.”
Subhanallah, Al-Hasan disebut seorang yang membuat hina kaum mukminin hanya karena alasan mau membai’at shahabat Mu’awiyah radhiallahu ‘anhum wa ardhahum.
Kalau mereka sadar, justru disitulah letak keistimewaan Al-Hasan, dan disitu pulalah letak benarnya berita yang disebutkan Rasulullah dalam sabdanya: “Anakku ini adalah pemimpin, Semoga Allah mendamaikan melalui dia (Al-Hasan) dua kelompok besar muslimin .” Maksudnya adalah Ali dan Pasukannya beserta Mu’awiyah dan pasukannya.
Terbukti dengan sikap beliau ini kaum muslimin yang ketika itu dalam keadaan menyedihkan menjadi satu diatas satu pemimpin, tidak ada lagi pertumpahan darah dan saling membenci antara mereka. Sehingga tahun itu disebut ‘amul jama’ah (tahun persatuan).
Maka dari sini kita tahu kebathilan ucapan Al-Kisysyi, salah seorang ulama’ syi’ah tersebut. Karena justru dengan perbuatan Al-Hasan bin ‘Ali radhiallahu ‘anhu umat islam menjadi jaya dan mulia kembali.
Saudaraku, saya menyebutkan hal ini semata-mata -insya Allah- karena menginginkan kebaikan untuk kaum muslimin yang belum atau tidak memahami hakekat sebenarnya ajaran syi’ah.
Terserahlah saya mau dibilang apa, namun yang saya sebutkan diatas adalah bersumber dari kitab-kitab ulama syi’ah sendiri. wallahu a’lam

READMORE